14 FEBRUARI

14 FEBRUARI

Di hari minggu, 14 Februari 2010 adalah hari yang sangat menyiksa diriku, baik lahir maupun batinku. Itulah kenapa aku sangat menderita saat itu.

Sebab aku mengalami peristiwa tragis yaitu kehilangan Ibunda tercintaku, Beliau telah pulang ke sisi Allah SWT disaat aku tidak mendampinginya.

Pada 3 hari sebelumnya, aku mengalami kecelakaan motor sehingga ku terlalu takut untuk pulang ke rumah. Mungkin kejadian itu adalah sebagai pertanda dan peringatan. Tetapi aku tidak mengerti dan memahaminya, dan menganggap bahwa semua itu hanyalah kebetulan saja karena jarang sekali aku mengalaminya.

Semua memang salahku, Aku meninggalkan rumah karena banyak terjadi kesalah pahaman di antara aku dan orang tuaku yang disebabkan kakak lelakiku yang ingin menang sendiri dan bertekad untuk hidup mandiri. Pada akhirnya Ibundaku merestuinya.  Aku memutuskan untuk hidup terpisah dari orang tuaku. Meski dengan berat hati aku harus memilih jalan ini karena jika tidak akan terjadi ketegangan yang akan memicu pertengkaran dan akan membuat hatiku terluka karena orang tuaku lebih memilih dan mendukung kakakku itu meski perbuatannya adalah salah.

Karena aku terlahir sebagai anak perempuan terakhir maka dalam tradisi keluarga aku adalah pihak yang harus mengalah. Dengan berat hati aku memilih untuk melepaskan segalanya. Dalam hal ini pun Ibundaku mengerti sekali kenapa aku harus berbuat seperti ini. Aku sudah memohon maaf darinya dan meminta doanya agar aku kuat untuk menjalaninya sendiri.

Aku tahu sesungguhnya Ibundaku sangat menyayangiku tetapi Beliau tidak mencurahkannya secara langsung kepadaku. Aku pun juga seperti itu, terlalu sungkan untuk menyatakannya bahkan untuk memberikan perhatian yang lebih. Tetapi aku sangant menyanyangi dan mengasihi Bunda bahkan ingin beliau selalu bahagia.

Kini semua itu telah sirna, yang ada hanyalah harapan dan kenangan. Hanya doa yang dapat ku panjatkan kepada Allah SWT untuk Ibundaku tercinta. Tidak akan ku lupakan 14 februari akan kuingat selalu selama aku hidup.